Di tempat lain.
"Kamu semakin ahli dalam berbisnis. Sepertinya, sebentar lagi tenagaku tidak dibutuhkan," seloroh Dion.
Sofia tertawa, tawa yang renyah dan membuat Dion ikut tersenyum.
"Bukankah itu bagus? jadi, kamu tidak perlu capek bolak-balik mengajariku. Aku yakin, kamu pasti merasa bosan mengajari murid bebal sepertiku. Iya, kan?" cibir Sofia.
"Kau memang selalu bisa membaca pikiranku," jawab Glen membenarkan.
Sofia mengangkat bantal sofa dan memukulkannya ke arah Glen yang tertawa.
Pria itu menangkap tangan Sofia, membuat tatapan mereka saling terkunci beberapa saat.
Beberapa waktu selalu bersama, tentu menumbuhkan rasa. Ditambah, dengan kehadiran di waktu yang tepat, di saat sama-sama kesepian dan dalam kondisi tak baik-baik saja.
Ada rasa saling bertaut di antara keduanya. Walau sampai saat ini, mereka belum saling mengungkapkannya.