"Hey, tunggu! Saya mau bicara!"
Raffly mencekal tangan Tasya, untuk ke sekian kalinya. Kembali, hari ini Raffly menghadang Tasya saat akan pulang.
Beberapa hari berlalu, dan Raffly selalu mengganggu Tasya. Mengajak bicara, walaupun seringkali ditolak oleh Tasya. Tasya sengaja mengabaikan dosen itu.
Selain karena enggan, tatapan-tatapan tajam dan sinis dari beberapa mahasiswi membuat Tasya semakin menghindar, setiap kali Raffly mengajaknya bicara.
Seperti kali ini, Tasya memilih menyentakkan tangan Raffly, agar melepasnya. Tapi, sepertinya dosen itu sudah hilang urat malunya.
"Apa sih, Pak? kenapa mengganggu saya mulu? bapak nggak ada kerjaan atau gimana?" Tasya akhirnya juga mengeluarkan bentakannya. Matanya menatap garang Raffly. Tak ada takut atau segan sama sekali.
"Lepaskan tangan saya!" seru Tasya, membuat beberapa mahasiswa yang lewat memperhatikan mereka.
Membuat wajah Tasya memerah karena malu. Menjadi pusat perhatian, yang akan menjadi gosip lebih banyak lagi.
