Sofia menjatuhkan tubuhnya di sofa begitu saja. Bahkan, dengan Stiletto masih menempel di kakinya. Juga blazer yang melekat di badannya yang ramping.
Hari ini, terasa sangat melelahkan juga membosankan. Entah berapa kali dia mengutuk nama kakaknya. Karena membuatnya terlibat dengan dunia kerja yang tidak dia sukai. Apa enaknya, bekerja dengan banyak berkas, angka-angka dan kontrak?
Sofia mencibir dalam hatinya.
Dia selalu ingin, bekerja dengan aturan seminim mungkin, dan juga mudah tanpa harus banyak berpikir. Tapi menghasilkan banyak uang. Cerdas kan pemikirannya?
Arsen saja yang bodoh, bersedia menjadi tangan suruhan daddynya. Menghabiskan waktunya untuk banyak belajar dan mengurus bisnis mereka.
Dan sekarang, dia pun sama bodohnya. Karena mau melakukan apa yang Arsen minta.