Ratu sudah mulai pulih sepenuhnya saat ini. Dia sudah bisa berjalan tanpa bantuan. Keceriaannya semakin terpancar.
"Lea, apa kau punya kekasih? teman dekat mungkin?" tanya Ratu penasaran.
Saat ini, mereka tengah berada di butik. Ratu yang sudah merindukan suasana luar, meminta asistennya itu mengantarnya ke butik.
"Mana sempat aku berpikiran untuk itu, Ratu," jawab Lea sedikit menggerutu.
"Jadi, kamu tidak punya kekasih?" tanya Ratu lagi.
"Padahal kamu cantik, lho," sambungnya.
"Kamu juga cantik, kaya, tapi kenapa tidak punya kekasih?" Lea membalikkan pertanyaan Ratu. Membuat gadis itu tersenyum lebar.
"Bagaimana dengan pria di rumah sakit itu?" tanya Lea.
"Yusuf?"
Lea mengangguk.
Ratu mengetuk-ngetukkan pena yang dia pegang ke meja.
"Entahlah! aku bingung. Aku merasa senang bertemu dengannya. Tapiiii ... dengan statusnya saat ini, aku bingung. Apa harus senang atau sedih," ungkap Ratu.
"Kalau pria itu melamarmu?"