Maya melepas masker wajahnya dengan senyum kemenangan. Ternyata, tak sulit untuk melewati penjagaan yang ditempatkan oleh Dion. Pria yang menurut Maya bodoh, karena hanya menempatkan satu penjaga saja.
Maya mendekati ranjang dimana Ratu terbaring, dengan berbagai alat penunjang kehidupan di badannya. Maya berdiri di samping Ratu sambil menyeringai. Ada kepuasan di wajahnya yang bengis.
"Ratuu ... Ratu, kasihan sekali kamu harus terbaring tak berdaya seperti ini. Malang sekali nasibmu. Kamu pasti merasa kesakitan di dalam sana?" celoteh Maya.
Dia mendekatkan kepalanya ke arah Ratu, dengan kedua tangan di pagar ranjang sebagai tumpuan.
"Tapi ku pikir, ini memang pantas untukmu. Mengingat kau gadis yang tak berguna sama sekali. Lebih baik kau seperti ini saja, daripada membuat kesulitan di luar sana. Atau ku buat mudah saja?"
Maya mengerucutkan bibirnya sambil pura-pura berpikir.