"MAYA!!!" hardik Aksara.
Aksara mencekal lengan Maya yang hampir mendarat di pipi Airin.
"Berani kau berbuat kasar padanya, ku buat patah tanganmu!" gertak Aksara.
Maya menarik tangannya keras hingga terlepas dari cengkeraman Aksara.
"Kau memang tidak tahu malu, Mas! apa kau tidak pernah berpikir, bagaimana rasanya jadi aku?" pekik Maya.
"Pergilah May! jangan membuat keributan di sini!" titah Aksara tegas.
"Agar kau bebas bermesraan dengan gadis murahan ini?" tunjuk Maya pada Airin.
"Bukan urusanmu! pergi dan jangan campuri urusan ku!" hardik Aksara.
"Aku akan pergi, jika kamu pulang sekarang!" tegas Maya.
"Jangan menguji kesabaranku, pergi sekarang atau kau akan menyesal membuatku murka!" sahut Aksara dengan nada dingin penuh ancaman.
"Kamu pikir aku takut, Mas? kamu yang seharusnya takut! sekali saja aku mengungkap kelakuan bejatmu ini, maka karir yang kau bangga-banggakanbitu akan rusak!"
"Mayaaa!" Aksara menggeram. Matanya berkilat marah.
