Ratu terpopoh-gopoh mendatangi rumah sakit tempat Maya di rawat. Rasa kemanusiaannya lebih besar daripada egonya. Andai menuruti ego, sudah tentu Ratu enggan datang.
Ratu di telpon petugas rumah sakit, yang mengabarkan tentang keadaan Maya. Entah kenapa, rumah sakit meneleponnya. Apa Maya tidak punya kerabat atau saudara di kota ini?
Ratu masuk ke ruang rawat yang diinfokan oleh suster jaga. Dan mendapati Maya yang tergolek lemah dengan perban di keningnya.
Maya menoleh ke arah pintu saat mendengar pintu terbuka. Matanya bersitatap dengan mata Ratu.
"Bagaimana bisa begini?" tanya Ratu sambil mendekat.
Maya menghela nafas panjang.
"Ada motor menyalip mobilku di tikungan. Aku kaget dan membanting stir. Untung ada pohon-pohon sehingga mobilku tidakjatuh ke bawah." Maya bergidik mengingat kecelakaannya tadi.
"Bagaimana dengan ...," tanya Ratu sambil menunjuk ke arah perut Maya yang tertutup selimut.
Dengan tangannya yang tidak terpasang infus, Maya mengusap perutnya.