Aksara mondar-mandir di dalam kamarnya. Ancaman yang diberikan Ratu, membuatnya kembali berpikir matang.
Benar apa yang Ratu katakan. Jika sampai kabar ini tersebar, maka namanya dipertaruhkan. Tapi, bukankah dia punya kuasa? dia bisa menutup mulut-mulut yang menyebarkannya. Dia bisa memanipulasi berita, tinggal memberikan sogokan segepok uang, maka semua beres.
Tapi bagaimana jika apa yang dia pikirkan itu gagal? memang bisa dia menutup mulut orang dengan uang, tapi tidak semua orang bisa disogok. Dan itu yang membuat rencananya bisa gagal.
Lalu, apa dia harus menikahi Maya? bahkan Aksara merasa bergidik membayangkan, jika benar Maya menjadi istrinya. Jika sebelumnya Aksara senang menghabiskan waktu dengan perempuan itu, sekarang Aksara merasa jijik. Entah kenapa.
