Aksara memukul meja kerjanya dengan kasar. Tangannya mengacak-acak tatanan rambutnya yang rapi. Masalah satu terselesaikan, muncul masalah lain. Kenapa masalah hadir di saat dia baru saja bernapas lega?
Sialan memang!
Kenapa Maya mesti hamil? seharusnya kan mereka hanya bersenang-senang saja. Tidak sampai seserius ini. Apa kata orang jika dia menikahi perempuan dari kalangan biasa seperti Maya?
Kalaupun mau menikah, Aksara pasti akan mencari wanita yang sederajat dengannya. Paling tidak, menyamai Nabila. Dari bibit, bebet dan bobotnya harus jelas. Lah Maya?
Apa yang bisa dibanggakan? selain pelayanannya di atas ranjang. Maya tidak memiliki kelebihan lain yang mencolok. Walau wajahnya cukup cantik sebenarnya. Itu yang membuat Aksara mau dengan Maya. Wajah yang lumayan dan bodi yang menggoda.