"Kau datang lagi ke kantor? Papa pikir, kau sudah tidak mau bekerja lagi," sambut Aksara saat Ratu masuk ke ruangannya.
"Apa karena perusahaan sudah membaik jadi kamu datang? kemana saja selama ini? mengurus butik kecil peninggalan mamamu?" decih Aksara.
Ratu seakan tidak menggubris kalimat sarkastik dari papanya. Dia lebih memilih duduk di kursi yang ada depan meja kerja Aksara. Papanya memang unik. Bukannya bertanya kabar tentang Ratu yang baru pulih, malah memancing keributan.
"Ratu datang karena Ratu punya hak untuk itu. Bukannya ini perusahaan Sanjaya? dan Ratu adalah keturunan Sanjaya satu-satunya. Wajar jika Ratu datang ke perusahaan milik keluarga Ratu," jawab Ratu santai.
Aksara menyeringai.
"Kau pikir kau punya hak? perusahaan ini memang milik keluarga busuk mamamu. Tapi, yang selama ini mengelolanya hingga sekarang adalah aku. Jadi perusahaan ini milikku."