"Airin, kamu akan bekerja di kantor ini sebagai office girl. Nanti akan beliau jelaskan bagaimana peraturan dmdan tugasmu di kantor ini," tegas Ratu.
Saat ini, dia tengah membawa Airin ke bagian personalia di perusahaan Sanjaya.
"Baik, Nona," jawab Airin kaku.
Entahlah, tapi Ratu merasa jika Airin menyimpan sebuah kemarahan.
Entah marah karena apa. Yang jelas, Airin memang bersikap lebih hormat dan kalem. Bahkan pakaiannya pun sopan. Sepertinya Dion telah menasehati gadis itu.
Namun sorot matanya tidak bisa membohongi. Entah kenapa, jika mereka bersitatap. Ratu seperti melihat kilat campuran malu juga marah di matanya.
Tapi Ratu tidak terlalu menganggapnya. Yang terpenting, dia sudah melaksanakan kesanggupannya kemarin kepada Dion.
"Ya sudah. Pak Bambang, tolong beritahu apa saja yang harus Airin lakukan dan kerjakan. Juga mengenai peraturan lainnya. Saya mau ke ruangan saya dulu," kata Ratu.
Pria yang dipanggil Pak Bambang oleh Ratu mengangguk.