"Detak jantung pasien semakin lemah."
Sang dokter terus saja memacu jantung pasiennya hingga dadanya membusung ke depan.
"Detak jantungnya hampir kembali normal," suara suster kembali terdengar membuat dokter wanita tersebut di balik maskernya tersenyum tipis.
"Aku mohon Tuhan selamatkan dia, setelah sekian lama kami akhirnya bisa bertemu kembali dalam situasi seperti ini," batin dokter tersebut terus saja berusaha melakukan semaksimalkan mungkin kepada pasiennya itu.
"G–gelora," gumam Radit sangat lemah membuat suster tersebut langsung mengode rekannya.
"Dia mencari seseorang, Dok," lapor suster tersebut membuat pergerakan dokter wanita itu berhenti. Detak jantung pasiennya menurun lagi semakin lemah akibat peluru, yang mengenai bagian jantungnya. Peluru tersebut sudah ia keluarkan, tapi tetap saja Radit tidak bisa melewati masa kritisnya.
Mata Radit sayup-sayup terbuka, sebisa mungkin pria itu membuka matanya. Dia harus bertemu dengan seseorang terutama anaknya.
