George rasanya lupa caranya bernapas setelah mendengarkan kalimat, yang sangat ia hindari keluar dari mulut Gelora. Sekadar menghirup udara saja rasanya sangat menyesakkan, setiap embusan napas yang ia keluarkan terasa begitu berat. Yah pria tua itu merasakan separuh oksigennya menguap secara paksa ke udara, mata pria tua itu bergulir ke sana kemari menghindari tatapan intimidasi dari putrinya.
Meski menurut sudut pandang dari George sendiri dia merasa tidak bersalah di sini, tidak pernah terpikirkan untuk menjadikan Gerya wanita ke dua di dalam hidupnya. Dia ingin menjadikan wanita itu menjadi wanita pertama, tapi wanita itu malah kabur di saat George ingin menarik Gerya semakin masuk ke dalam kehidupannya.
Seakan tersadar pada kondisi yang sebenarnya. Buru-buru George berdehem pelan untuk mengatasi rasa gugupnya, "Dari mana kamu tahu Nak. Jika Ayah menjadikan Ibumu sebagai wanita ke dua?"
