Pelukan itu semakin erat, Pragma memundurkan langkahnya saat Gelora semakin mendekatinya. Dia tidak ingin Rean berada di tangan Radit, mengapa pula istrinya menyuruh dirinya memberikan Rean kepada Radit.
Apaka Gelora tidak bisa melihat jika Rean sudah nyaman berada di pelukannya.
"Cepat berikan anakku Pragma!" tekan Radit terdengar sangat menjengkelkan di telinga Pragma.
Tidak akan pernah!
Pragma melemparkan tatapan permusuhan penuh pada Radit. "Tetap peluk Papa Sayang. Jangan menuruti ucapan Mama yah," bisik Pragma pelan di telinga anaknya. Si empu menganggukkan kepalanya, tambah mengeratkan pelukannya di leher sang ayah.
Mendapatkan penolakan mentah-mentah dari anaknya. Menghentikan pergerakan Radit untuk terus melangkah dan membujuk anaknya, semua rayuan manisnya telah ia keluarkan tapi sama sekali tidak mempengaruhi anaknya. Jika begini dia sangat lelah, tubuh dan jiwanya butuh diistirahatkan.