Setelah sekian lamanya ia meninggalkan London. Untuk kali dia benar-benar merasa bahagia atas terkuaknya segala kebohongan Gelora. Akhirnya Pragma tahu jika Rean bukalah anak kandungnya melainkan anaknya, Radit tidak pernah selega ini sebelumnya. Akhirnya Tuhan mendengarkan segala doa-doanya, pria itu hanya menginginkan anaknya bukan Gelora lagi.
"Aku tidak sabar untuk menjemput anakku. Pragma tidak akan punya hak lagi untuk melarangku mengambil anakku sendiri, terima kasih banyak Tuhan," batin Radit tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur dan rasa terima kasih kepada Tuhan. Dia pernah sempat kehujanan harapan, tapi sekarang harapan itu kembali bangkit untuk mengambil anaknya. Rean adalah darah dagingnya bukan darah daging Pragma.