Pragma tampak buru-buru membawa Rean keluar dari mansion. Hari ini adalah hari weekend, tapi Pragma malah pergi sepagi ini. Harusnya dia masih tidur di dalam pelukan Gelora dan tidak membangunkan putra semata wayangnya itu. Dia harus memastikan jika tuduhkan semua orang kepada anaknya tidaklah benar, sudah muak sekali rasanya jika seseorang masih meragukan jika Rean bukanlah anaknya.
Sampai di lokasi tujuannya Pragma segera memarkirkan mobilnya di halaman rumah bertingkah dua tersebut. Seseorang langsung menyambutnya saat dia keluar dari mobilnya, memutari mobilnya untuk mengambil Rean yang berada di kursi belakang pengemudi.
Pragma tampak terkekeh pelan saat Rean mengeliat di dalam tidurnya.
"Shuttt tidur lagi, Nak," bisik Pragma lembut mengusap surai anaknya pelan.
"Apakah semuanya sudah siap?" tanya Pragma pada pria yang seumuran dengannya.
"Sudah Tuan," jawabnya pelan menggiring Pragma masuk ke dalam rumahnya.