Koridor rumah sakit sangat ramai pada pagi ini, jam menunjukkan pukul delapan seperempat menit. Rudolp mengeret koper lumayan besar, empat bodyguard mengawal Tuannya keluar dari rumah sakit.
Pragma berjalan dengan begitu memesona setiap kali berpapasan dengan pria itu. Pekikan rasa kagum para kaum hawa tidak bisa disembunyikan sama sekali, hanya mengenangkan baju kaos pendek yang memperlihatkan otot-otot lengannya. Celana selutut warna hitam dan sandal rumahan itu menjadi pendukung autfitnya.
"Sungguh pagi hari yang indah."
"Kita bisa menyegarkan penglihatan kita."
"Pria itu berbaju warna putih itu adalah Pragmatis Dexander Abraham."
"Sudahlah jangan mengagumi pria itu di saat ada istrinya di sampingnya."
"Tapi Pragma sangat sulit untuk dilewatkan!"
"Coba kau lihat pria di belakangnya. Dia tak kalah hot dengan Pragma."
"Aku ingin meminta nomor teleponnya."