Penuh hati-hati dan begitu talenten Gelora mengobati luka Pragma. Beberapa kali wanita itu menghela napas kasar merasa tidak ingin mengobati dan membalut luka Pragma, dia terlalu takut dan merasa ngilu melihat pelipis suaminya itu mengeluarkan darah. Gelora tidak tega melihat Pragma terus terluka jika pria itu terus ingin menyakiti dirinya, agar Gelora selalu berada di sampingnya.
"Kacian Papa nah Lean, ciapa cih yang buat Papa Plagma telluka?" tanya anak kecil itu di pangkuan Rudolp. Gelora menyuruhnya untuk tidak menganggu Pragma dulu karena pria itu membutuhkan istirahat, sebagai anak yang selalu menurut jika itu berkaitan dengan ayahnya. Melihat Pragma terluka tentu membuat anak berusia tiga tahun itu merasa sangat sedih.