Hening
Gelora mengigit bibir bawahnya, menatap dirinya dalam pantulan cermin. Tiba-tiba rasa bersalah menghampirinya, mengingat aksinya bersama sang ibu melarikan diri dari Pragma. Pasti saat itu Pragma kelimpungan mencarinya, haish dia merasa sangat bersalah pada Pragma.
"Sayang," panggil Pragma tersirat rasa cemas di dalam sana saat Gelora tak kunjung membalas ucapannya.
"Aku bersama Ibu," jawab Gelora akhirnya setelah mengembuskan napas panjang.
"Jeng Lora terlihat sangat cantik sekali, wajah Anda bertambah mulus saja. Jeng Tiara jadi iri melihat Anda," celetuk Tiara yang baru saja datang bersama seorang pria yang mematung di tempatnya dengan degub jantung bertalu-talu kencang di dalam sana.
Gelora masih tak menyadari kehadiran pria itu karena berada di belakang Tiara. Sedangkan si empu tersenyum tulus menatap geli wajah Tiara dalam pantulan cermin.