Jika Pragma pusing mencari keberadaan istri dan anaknya. Maka Ezakiel merasa sangat khawatir mondar-mandir di depan pintu ruangan rawat tunangannya.
"Mengapa Dokter sangat lama memeriksa Auris. Jika terjadi sesuatu pada calon istriku, maka aku tidak akan mengampuni Pragma," gumam Ezakiel merasa sangat marah dan sedih bercampur satu.
Berbeda dengan George dia sangat mengkhawatirkan putri sulungnya. Anaknya itu dikabarkan ikut hilang, membuatnya bebannya semakin bertambah saja. Di satu sisi dia memikirkan Gelora dan Rean, sedang di sisi lain dia memikirkan kondisi Auris. Ingin sekali dia marah saat Pragma menyiksa putrinya hingga sekarat, tapi melihat tatapan intimidasi dari besannya itu, membuat George mengurungkan niatnya memarahi Pragma.
Asik berkutat dalam pikirannya yang tak ada ujungnya itu, masih saja melebar ke sana kemari memikirkan banyak hal. Membuatnya tak menyadari jika dokter telah keluar diikuti oleh perawat di belakang.