TOK
BRAK
TOK
"Tuannnnn," teriak anak buahnya mengedor pintu ruang kerjanya. Belum cukup lima menit Radit memutuskan sambungan sepihak, kini Alvaro bertambah pusing mendengar gedoran pintu secara brutal.
"Berani sekali dia mengangguku," murka Alvaro berang segera mendekati pintu ruangan kerjanya. Radit baru saja membuatnya sangat kesal dan bingung, tapi kini si penganggu kini datang lagi. Bisa tidak Alvaro tenang sehari saja tanpa gangguan dari orang lain. Cukup dia dibuat pusing oleh pekerjaan kantornya, tapi kini harus pusing menghadapi Radit dan tangan kanannya.
"Ada apa, hah? Di mana sopan santunmu, mengedor ruangan kerjaku tengah malam seperti ini. Kau sangat tak tahu sopan santun sekali!" semprot Alvaro memarahi ajudannya.
"Maafkan saya Tuan. Di luar, Tuan Pragma membuat keributan, dia ingin menerobos ke dalam kamar anak Anda," jelasnya tergesa-gesa tak memedulikan kemurkahan Tuannya.
