Pria itu tak henti-hentinya tersenyum bahagia sembari mengelus punggung anaknya. Rean sedang mendusel di dalam pelukannya sembari mengemut empengnya, tangan kecilnya menarik-narik pelan kalung pria itu. Meski merasakan perih di sekitaran leher saat Rean menarik kalungnya, tapi pria yang memakai baju kaos hitam dan celana jins biru pudar selutut, sama sekali tak mau menegurnya. Karena kapan lagi Rean akan bersikap seperti ini kepadanya, kalau bukan sekarang.
"Rean tidak lapar, Nak?" tanyanya mengecup pelan pucuk kepala anak itu.
"Lapal," jawab anak itu singkat membuang empengnya ke lantai begitu saja.
Radit yang melihatnya cukup terkejut atas tindakan anaknya. "Jika empengnya sudah tidak dipakai, jangan dibuang begitu saja Nak. Apa pun benda yang sudah Rean pakai, letakkan di tempatnya. Yah, jangan dibuang Nak!"