Pragma hanya diam menatap istrinya makan dengan anggun. Suasana di kantin perusahannya benar-benar ramai, karena masa traktiran Pragma masih berlaku bagi sebagian karyawannya, yang belum dia traktir.
Gelora melirik pelan Pragma dari ekor matanya, dia duduk dengan gaya bossynya. Satu kakinya di atas pahanya, punggungnya dia sandarkan pada sofa. Serta lengan kanannya sengaja dia letakkan di belakang istrinya. Jadi jika Gelora bersandar, dia akan menyentuh lengan Pragma dan posisinya akan terlihat jika mereka sedang berpelukan.
"Minum," ucap Gelora melirik jus Pragma masih setengah, sedangkan jusnya sudah tandas sedari tari.
"Ini Sayang, habiskan saja," seru Pragma excited setiap kali Gelora akan minum dari bekasnya. Karena itu membuktikan jika hubungan mereka akan jauh lebih terikat.
"Terima kasih," jawab Gelora pelan mengambil gelas tersebut dari tangan Pragma. Sambil menyabetkan punggungnya ke belakang, Gelora meminum jus Pragma.