Musik menggema di dalam ruangan, yang sangat luas membuat semua orang di dalam sana semakin menggoyangkan tubuhnya ke sana kemari, mengikuti alunan dj yang dimainkan oleh seorang pria tampan. Tangannya dengan lihai bermain di atas turntblenya.
Semakin larut malam, atmosfer di sekitar mereka terasa sangat menyenangkan. Semua masalah yang semula ia rasakan akan hilang, larut dalam botol minuman yang dia teguk.
"Sudah Auris, kau sudah minum terlalu banyak minuman," larang Tara menjauhkan minuman alkohol tersebut dari jangkuan Auris.
"Kita sudah menghabiskan banyak waktu di sini," celetuk Amira mengecek jam di pergelangan tangannya. Kantuk mulai menyerang wanita berwajah oval tersebut, matanya mulai memerah akibat pengaruh kantuk dan alkohol.
"Aku benci Gelora, dia ingin merebut ayahku," racau Auris menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.
Tara yang mendengarnya hanya bisa mendengus sinis. Masalahnya juga adalah Gelora, wanita itu harus segera disingkirkan.
