Setelah mengantarkan ayahnya ke depan mansion, Gelora melambaikan tangannya pada Zaelan saat pria itu mengklakson mobilnya. Sedangkan ayahnya sendiri yaitu George, sudah pulang dari sepuluh menit yang lalu.
"Aku harus menemui Rama dan Rean, entah apa yang mereka lakukan di dalam kamar tamu. Mengapa tidak ada suara yang terdengar," gumam Gelora seraya memutar-mutar kunci kamar, yang tadi diberikan oleh Zaelan. Ayah mertuanya mengatakan jika dia sengaja mengurun Pragma di dalam kamar tamu. Agar pria itu tidak menganggu waktunya bersama sang ayah.
Gelora mendengus geli saat mengingat perkataan mertuanya itu, entah bagaimana raut wajah Pragma di dalam sana. Apakah dia akan mengamuk? Tapi itu tidak mungkin karena ada Rean di dalam sana, tidak mungkin Pragma menunjukkan sisi monsternya pada sang putra. Bisa-bisa Rean takut kepadanya dan tak mau mendekatinya lagi.