Sampai di dalam kamarnya, Danizah segera membantu adiknya berbaring di atas tempat tidurnya. Wanita cantik itu meringis ngeri melihat tubuh Tara dipenuhi banyak memar.
"Tunggu di sini dulu, kakak akan mengambilkan makanan dan obat untukmu," terang Danizah mengusap pelan rambut blonde Tara. Dia merasa sedih melihat keadaan adiknya seperti itu.
"Hm," dehem Tara dengan pandangan kosong. Setelah kepergian Danizah, Tara langsung meneteskan air matanya. Meraung di dalam kamarnya menangisi keadaannya terlihat sangat menyedihkan seperti ini, andai waktu dapat diputar dia tidak akan menemui Gelora secara langsung.