Setelah mendengarkan seruan putranya mengatakan pulang, Pragma langsung bergegas keluar dari restoran meninggalkan Rudolp bersama pria paruh baya tersebut.
Tetapi saat Rudolp ingin beranjak pergi karena merasa tak memiliki kepentingan lagi, orang itu menahannya, menarik pergelangan tangannya.
Rudolp menaikkan alisnya, memandangi pria paruh baya itu tersebut meminta penjelasan.
"Saya bisa minta tolong?" tanyanya hati-hati. Sebenarnya dia sangat ragu mengatakannya pada Rudolp, akan tetapi keadaan memaksanya.
"Untuk apa Tuan?" tanya Rudolp balik semakin curiga. Sikap pria di depannya tersebut tidak seperti biasanya.
"Bisakah kamu membantu saya bertemu dengan Gelora tanpa Pragma?" Mendengar ucapan pria paruh baya tersebut membuat Rudolp menggelengkan kepalanya tegas. Mana berani dia membantu pria paruh baya itu, apalagi tanpa sepengetahuan Pragma.