"Kamu tunggu di sini dulu, yah? Aku ingin memanggil ibu," titah Gelora pada Pragma. Dia tahu pria itu sudah sangat lapar, jadi dia melarang Pragma untuk mengikutinya.
"Ta–"
CUP
Gelora terpaksa mengeluarkan jurus andalannya. Dia terpaksa mengecup Pragma di depan pengurus panti asuhan.
"Menurut Sayang," ucap Gelora tersenyum manis mengusap pelan surai cokelat Pragma.
"Baiklah Mama," sahut Pragma balas tersenyum pada istrinya.
Setelah memastikan Pragma tidak akan mengikutinya. Gelora dapat berjalan dengan tenang ke ruangan ibunya, dia berjalan begitu santai sesekali bersenandung kecil.
Sampai di depan pintu kayu bercat biru tersebut, Gelora segera menekan handle pintu. Akan tetapi pintunya tidak bisa terbuka, itu artinya pintu tertutup dari dalam.