"Bagaimana keadaanmu?" tanya Zaelan saat telah sampai di dalam kamar Pragma. Dia sekilas melirik Rean yang tidur di atas pangkuan Pragma, kemudian melirik Gelora yang menyembunyikan wajahnya di samping paha Pragma.
"Jauh lebih baik dari sebelumnya Ayah, setelah aku tahu dia benar-benar pergi," jawab Pragma tersenyum puas. Tanpa diberitahu dua kali lagi, Zaelan jelas tahu siapa yang dimaksud oleh Pragma.
"Tumben mereka berdua sangat kompak, bermanja ria padamu?" goda Zaelan menatap Pragma. Dia sengaja mengangkat kursi rias untuk ia duduki di samping kasur anaknya.
"Kalau Rean memang selalu manja denganku, tapi Mamanya, ada alasan ia melakukannya," ujar Pragma tersenyum geli menyadari sikap Gelora sedari tadi, berusaha untuk mencari perhatiannya.
Zaelan tergelak di tempatnya, ia menatap terkesima pada wajah cucunya. Tampak jelas wajah damainya saat sedang tidur.
"Posisi tidur anakmu tak nyaman, biarkan dia tidur dengan Ayah saja," sergah Zaelan menatap Pragma.