Zaelan terkejut mendapatkan kabar dari asistennya, bahwa anaknya jatuh sakit. Dengan segera ia mengambil penerbangan dari London-Indonesia, Zaelan memutuskan untuk pergi sendiri tanpa harus memberitahu istrinya.
"Selamat malam Tuan," sapa Rudolp saat menemukan Zaelan di tengah hiruk pikuk keramaian di bandara.
"Mengapa Pragma bisa jatuh sakit?" tanya Zaelan langsung seraya mensejajarkan langkahnya dengan Rudolp.
"Emosi Tuan Pragma kembali tidak terkontrol dan meledak-ledak, berakhir ia melukai dirinya sendiri," jelas Rudolp sesuai kenyataannya. Dia tak berbohong sama sekali pada Zaelan, karena takut ia akan mendapatkan hukuman jika membohongi pria tua itu. Meski Gelora menyuruhnya untuk tidak mengatakan yang sebenarnya.
Zaelan berdesis pelan di tempatnya, tatapannya kembali tajam menghunus tajam ke depan. Sampai tatapannya jatuh pada seorang anak muda, yang sangat ia kenali masuk ke dalam penglihatannya.