Kamarnya bak kapal pecah membuat Pragma meringis pelan menyadari aksinya sangat brutal semalaman. Dia segera melirik ke samping kiri tempat tidur, pupil matanya bergerak gelisah menyadari istrinya sudah tidak ada.
"Istriku ke mana?" tanyanya kepada diri sendiri, ia bergegas turun dari tempat tidur. Segera ia raih celana pendek selututnya, memakai dengan cepat tak lupa ia memakai baju kaos miliknya. Bisa gawat kalau ia keluar dengan shirtless tentu tubuhnya akan dinikmati oleh banyak maid, mereka akan menatap dirinya bak singa kelaparan. Dan Pragma tentunya tidak akan rela membagi tubuhnya kepada wanita manapun kecuali pada istrinya.
Tak terasa langkah Pragma menapak pada undakan tangga terakhir. Matanya mengedar ke sana kemari mencari keberadaan istrinya, namun hasilnya nihil, Gelora juga tidak berada di lantai dua.