Perasaan Pragma campur aduk, setiap langkah kakinya terasa sangat berat. Dadanya naik turun terus menghela napas panjang dan mengembuskannya.
"Kenapa Radit sangat yakin jika Rean adalah anaknya? Kalau itu benar terjadi, apa yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa memberikan apa yang sudah menjadi milikku kepada orang lain," pikirnya tak sejalan dengan hatinya terus menyangkal jika apa yang dikatakan Radit adalah kebohongan. Dia hanya ingin mencari-cari alasan jika ia hanya ingin terus mempunyai ikatan dengan Gelora, tapi terkadang apa yang dikatakan oleh Radit sangat mempengaruhi pikirannya.
"Aku tidak ingin memberikan Rean kepada Radit. Apa pun yang terjadi nanti dia adalah anakku," ujarnya menegaskan tanda kepemilikan yang mutlak. Bahwa Rean adalah anaknya, putranya bersama sang istri.