Antara marah dan bahagia melebur jadi satu dalam hati Pragma. Hatinya begitu menghangat mendapatkan kejutan duluan dari istrinya langsung, padahal ia berniat untuk merayakan hari jadi pernikahan mereka juga. Tapi dialah lebih dulu mendapatkan kejutan, tapi caranya istrinya berpura-pura mengatakan jika putranya diculik itu sangat salah.
"Prankmu keterlaluan Honey," tukasnya membuka pembicaraan kembali setelah lama diam.
Gelora beserta yang lainnya hanya bisa diam menyadari Pragma marah.
"Maafkan aku Rama," ujarnya memilin jari kekar Pragma pelan.
Huftt
Pragma menghela napas panjang dan mengembuskannya pelan, begitu terus hingga suasana hatinya dapat kembali stabil. Ia lakukan semua itu untuk menghilangkan semua kemarahannya.
Setelah amarahnya perlahan reda, ibunya mendekati dirinya membawa sebuah kue besar di tangannya dengan lilin angka 25. "Tiup lilinnya Sayang!"
"Jangan lupa make wish dulu," ucap Gelora mengingatkan dirinya.