Siluet dua sosok pria terlihat di belakang tubuhnya. Dengan ragu Kevin dan Derta membalikkan tubuhnya, mereka berdua kompak setelah mendengarkan suara seseorang dari belakang.
TAP
TAP
TAP
Bunyi suara sepatu pantofel bergesekan dengan lantai marmer hitam tersebut di bawah cahaya remang-remang, membuat wajah Derta semakin pucat pasih saja. Di antara dirinya dan Kevin, ialah yang sedikit penakut.
"Aku tidak ingin mati Kevin, bagaimana nasib Romeo di apartemenku. Tidak akan ada yang memberinya makan kecuali aku," ucapnya mengingat hewan peliharaannya yang telah ia tinggalkan sendiri.
Kevin mengumpati sahabatnya itu dalam hati, di saat situasi begini Derta masih bisa memikirkan kucingnya itu. Sungguh bocah ini membuatnya darah tinggi saja.
"Diamlah Derta," tegas Kevin sengaja menginjak sepatu Derta.
"Kau menginjak kakiku bodoh," protes Derta kembali melupakan ketakutannya. Tiba-tiba rasa kesalnya menghampirinya melihat Kevin memeloti dirinya.