BRAKK
Pragma membuka pintu kamarnya dengan keras, ia berusaha untuk meredam amarahnya. Rean masih berada di dalam gendongannya, anaknya itu menguap beberapa kali sepertinya ia sangat mengantuk.
"Kamu mengantuk Sayang? Tidur sama Papa dulu yah, kita tunggu mamamu yang lama sekali pergi," ucap Pragma lirih. Gelora tak harusnya menitipkan anak mereka pada Suzie, karena wanita tua itu terlihat sangat ceroboh.
Pragma meletakkan Rean ke ayunan, yang tersedia di samping ranjangnya. Seperti biasa ia menyelimuti anaknya menggunakan selimut bayinya, mengatur posisi ternyamannya.
"Tidurlah Sayang," ucap Pragma mengusap pelan mata anaknya. Dia mendorong pelan ayunan Rean, berharap anaknya segera tidur. Tak cukup sepuluh menit ia melakukan semua itu, Rean akhirnya tidur dengan nyenyak. Terbiasa dengan Pragma membuat bayi itu semakin mengenali Pragma, jika dilihat lebih detail lagi. Pragma dan Rean memiliki ikatan batin.