Pragma membuka kancing jasnya, melonggarkan dasinya terasa mencekik lehernya. Lalu menyandarkan punggungnya ke belakang sofa, meeting dengan clientnya tadi membuatnya darah tinggi.
"Tuan," ucap Rudolp begitu pelan saat selesai memasukkan semua kertas-kertas yang berhamburan di atas meja.
"Hm," dehem Pragma malas.
"Anda benar-benar tidak ingin bekerja sama dengan Tuan Aditya, lumayan kan untuk menambah omset perusahaan," pungkas Rudolp masih tidak terima saat Pragma menolak kerja dengan Aditya.
Matanya yang semula terpejam kembali terbuka, iris zamrudnya menatap Rudolp mengintimidasi sangat tidak terima mendengar perkataan Rudolp. Menolak bekerja sama dengan satu clientnya tidak akan membuat Pragma rugi. Pundi-pundi penghasilannya masih berjalan sangat lancar masuk ke dalam rekeningnya, bahkan setiap detiknya Pragma bisa menghasilkan jutaan uang.