Pragma meregangkan otot-ototnya saat pekerjaan kantornya telah selesai. Beberapa hari yang lalu ia sudah mengajukan cutinya hingga istrinya melahirkan, tapi Pragma sama sekali tak bisa menikmati cutinya dengan tenang. Buktinya banyak tugas kantor yang mengejarnya, setelah seluruh investornya setuju dengan beberapa ide brilian dari Pragma. Mereka akhirnya setuju untuk bekerja sama dengan si tunggal Abraham. Yang sebentar lagi akan menjadi seorang ayah.
TOK
TOK
Rudolp mengetuk pintu ruangan kerja Zaelan, yang sekarang ditempati oleh Pragma. Mengapa pria itu tak berada di ruang kerjanya sendiri? Alasannya ia tak ingin berinteraksi dengan istrinya dulu, setelah perkara Gelora tanpa sadar membandingkan ia dengan Radit. Membuat api di dalam kepala Pragma kembali membara, sebelum ia kehilangan kontrol dia lebih memilih untuk melampiaskan amarahnya dengan bekerja sampai lupa waktu.
"Masuk," teriak Pragma dengan suara deep voicenya, terdengar sedikit serak di pendengaran Rudolp.
CEKLEK