Dikurung di dalam kamar seperti ini tak pernah terpikirkan olehnya. Dia terlihat sebagai anak perawan saja, Radit hanya bisa mendengkus kesal di atas kasur.
Hanya mengenangkan outfi santainya, telentang di atas tempat tidur menatap suasana di dalam kamarnya yang telah berbeda.
Dia baru menyadari jika semua foto-fotonya bersama Gelora, sudah tak tersisa lagi di dinding kamarnya. Kini sudah kosong dab benar-benar polos dengan warna biru langitnya.
TOK
TOK
"Tidak dikunci dari dalam, tapi hanya dari luar," teriak Radit malas sudah tahu siapa yang datang.
Jacob menekan handle pintu kamar kakaknya sangat pelan. Dia sangat gugup untuk bertemu dengannya, tapi ia harus menjelaskan apa yang terjadi.
"Kau ternyata tak bisa mengatasi Pragma sebentar saja. Sebelum aku bisa membawa Gelora pergi jauh," celetuk Radit menghentikan langkah Jacob untuk masuk.