Zaelan dan Raeni langsung melarikan diri ke rumah sakit saat mendengar kabar tak mengenakkan dari Pragma.
Raeni terus memanjatkan doanya sembari mempercepat langkahnya mengikuti langkah lebar suaminya.
Tingg
Begitu pintu lift rumah sakit terbuka, Zaelan dan Raeni bergegas keluar dari sana.
"Tuan Zaelan," panggil Rudolp berlari-lari kecil ke arahnya.
"Nyonya muda membutuhkan satu kantong darah AB rhesus negatif," lapor Rudolp membuat tubuh Zaelan menegang.
Pikirannya tiba-tiba blank di mana ia harus menemukan orang yang mempunyai donor darah, yang sama seperti golongan darah menantunya.
"Bukankah semua golongan darah rhesus negatif, dapat di donorkan pada Gelora?" gumam Raeni membuat pikiran Zaelan kembali lega.
Benar juga. Batinnya buru-buru menghampiri Pragma yang terlihat dari radius beberapa meter di depannya.
"Rama," panggilnya menepuk bahu sang anak dengan pelan.
"Istriku Ayah," adunya memeluk Zaelan dengan erat dan menangis di pundak ayahnya.