Tiga puluh menit lamanya Pragma menunggu di luar ruangan, duduk dengan begitu gelisah menunggu istrinya untuk segera keluar. Pria itu terus berdecak di tempatnya seraya terus melirik ke arah pintu.
Karena sudah sangat ingin menemui istrinya, Pragma tak tahan lagi untuk masuk ke dalam ruangan Dokter Yuna.
"Awas saja jika wanita bermuka dua itu, macam-macam dengan istriku," batin Pragma sudah siap menekan handle pintu.
Ceklek
Begitu pintu terbuka Pragma langsung menyorot tajam pada Rina. Berani sekali dia menampar istrinya, bahkan ingin menamparnya lagi.
Teriakan Pragma menggema seiring langkah kakinya terus terayun kepadanya. Sorot mata pria itu terlihat sangat tajam menatapnya bak ingin meremukkan seluruh tubuhnya.
"Lancang sekali kau sialan," bentak Pragma untuk ke dua kalinya.
Dia menarik Gelora masuk ke dalam rengkuhannya saat sudah sampai di depan istrinya. Dia mengecupi pucuk kepala wanitanya, saat ia hanya diam dengan wajah yang memucat pasih.
Glek
