Pragma mengobrak-abrik semua kado yang ada di atas meja. Berbagai kotak maupun paper bag dengan ukuran berbeda semuanya sudah berhamburan di lantai begitu saja. Gelora tergesa-gesa mendekati Pragma saat suaminya semakin menggila mencari sesuatu yang membuatnya sedih.
"Sayang," ucap Gelora memeluk Pragma dari belakang. Pragma dapat merasakan tonjolan besar di belakangnya, yang ia yakini itu adalah perut buncit istrinya.
"Katakan sekarang juga apa yang membuatmu menangis?" tanya Pragma terdengar mendesak membalikkan tubuhnya menghadap Gelora. Memegang ke dua bahu istrinya, menundukkan kepalanya untuk menatap wajah cantik istrinya.
"Gelora," panggil Pragma dengan tegas. Menarik dagu istrinya agar menatap kepadanya.
"Katakan Sayang apa yang sedang kau sembunyikan?" tanya Pragma lembut tapi terkesan datar. Raut wajahnya saja nampak begitu dingin menatap dirinya tanpa ekspresi sama sekali.
"Tidak ada Ra–"
Pranggg