Pragma tersenyum senang saat rapat mereka berjalan dengan lancar. Tepatnya ia senang bisa bekerja sama dengan Alvaro. Rupanya pria itu sama seperti dirinya terlalu posesif pada pasangannya, banyak yang mereka ceritakan tadi selain tentang bisnis.
"Sayang, ibu menghubungi kita untuk berkunjung ke mansion," ucap Gelora meletakan hpnya di atas dashboard mobil.
Mereka berdua sedang menuju perjalanan pulang ke rumah. Tapi Pragma harus memutar balik mobilnya menuju ke arah mansion keluarganya.
"Akun ingin singgah membeli buah tangan untuk ibu, Rama." Gelora mengatakan itu karena ia tak enak datang dengan kosong.
"Kamu ingin membeli apa Sayang? Semuanya lengkap di dalam mansion, jangan merasa tak enak jika tidak membawa apa-apa," ucap Pragma santai. Pria itu malah mempercepat laju mobilnya saat jalanan lenggang dan tidak rusak sama sekali.
"Tapi aku tetap saja merasa tidak enak," keukeh Gelora mulai keras kepala. Wanita itu menggoyangkan lengan Pragma agar suaminya itu menuruti maunya.