Gelora dilanda kebosanan saat Pragma sibuk dengan dunianya sendiri. Pria itu sangat sibuk di depan laptopnya, sesekali ia mengambil pulpen dan menulis sesuatu di atas berkas. Lalu kembali berkutat dengan laptop. Begitu terus hingga sang istri membaringkan tubuhnya ke sofa panjang karena mengantuk akhirnya Gelora tertidur.
Pragma menyadarinya, pria itu bukan hanya sibuk dengan berkas-berkas kantornya. Tapi ia selalu melirik ke arah istrinya tanpa mau menegur karena ada sesuatu yang menganggu pikirannya.
Pikirannya terus berpusat pada istrinya, meski ia bekerja di depan laptopnya.
"Kau membuatku sangat kecewa, Sayang," bisiknya berjongkok di depan wajah istrinya. Air matanya meluruh tanpa komando, secuil rasa kurang percaya diri muncul dalam dirinya.