Di sebuah ruang makan sederhana namun begitu elegan karena dilapisi setiap perak di pinggiran mejanya berbentuk persegi tersebut.
Rumah berlantai tiga itu Pragma hadiahkan kepada istri tercintanya, sebagai permintaan maafnya karena telah bersikap kasar dua hari yang lalu.
Masalah kecemburuan akibat bau parfum pria di tubuhnya kini sudah dilupakan oleh Pragma. Bahkan pria itu fokus mengurusi pekerjaan kantornya, mereka memutuskan untuk menginap seminggu di rumah baru tersebut.
Pragma hanya mampu menuruti segala keinginan istrinya. Apa pun yang wanita itu inginkan pasti akan ia kabulkan. Kecuali satu dan kalian pasti tak melupakannya. Yaitu pergi dari hidup Pragma.
Tak lama kemudian mereka telah menghabiskan sarapan paginya. Gelora berniat membawa piring ke dapur tapi Pragma lebih dulu mencegahnya.
"Temani aku makan saja. Biarkan maid yang membawanya masuk Sayang," tegurnya halus lalu ia menggeser piringnya kepada sang Istri.