Semua pot bunga yang tadinya tersusun rapi bersama bunga-bunga indah milik Raeni kita hancur tak tersisa. Pot bunganya sudah hancur serta beberapa bunganya banyak yang koyak karena Pragma merobek-robeknya bak anak kecil yang mengamuk.
Raeni diam memandangi semua bunga kesayangannya berhamburan serta pot bunga mahalnya kini hancur tanpa sisa. Rasanya ia ingin memarahi Pragma tapi itu tak akan pernah bisa karena suaminya kembali memanggil Dokter pribadi yang memeriksa perkembangan mental anaknya.
"Kasihan sekali para bunga cantik nan indahku itu dihancurkan oleh anak nakalku," gumam Raeni dengan senyum tipisnya.
Dia ingin mengecek CCTV untuk melihat amukan Pragma. Bagaimana brutalnya anaknya menghancurkan semua tanamannya.
Suzie datang menghampiri wanita itu, "Nyonya. Tuan Pragma semakin tak terkendali Tuan Zaelan berniat memasukkan dia Self kontrol room."