Rahangnya di cengkram erat, mata pria itu memerah dan deru napasnya semakin terasa menerpa wajah seorang wanita tak lain adalah istrinya.
"Maksud kamu apa? Kenapa kau mengatakan sesuatu yang dapat membuatku marah, haa?! Jawab Sayang," murka Pragma sudah habis kesabarannya menghadapi tingkah istrinya.
"Karena dia datang Rama! Dia datang, a–aku takut. Hiksss–hiksss," ucapnya terbata tanpa sadar ia mengatakan itu sembari terus melirik ke sana kemari.
Gelora memeluk perutnya erat, dia takut anaknya akan diambil oleh Radit. Tapi apakah pria itu tahu, jika dia mengandung anaknya?
Tapi tetap saja Radit akan segera tahu dan kalaupun sudah tahu pria itu tidak akan diam saja. Dia sangat kenal dengan Radit.
Tatapan Pragma mulai melembut karena khawatir kepada istrinya. Terlihat sangat ketakutan persis seperti dirinya saat di cafe bersama Tuan Andreas.