Balutan lukanya sangat rapi, tapi tetap saja wanita itu tak bisa menghentikan tangisannya. Memasukkan beberapa obat ke dalam kotak P3K saja, rasanya ia tak sanggup lantaran dadanya terasa sangat sesak.
Sedangkan pria itu menatap balutan lukanya, lalu menghela napas panjang, tatapannya naik menatap manik hazel istrinya.
"Sudahlah, Sayang. Aku sudah tak apa," ucapnya mengusap pelan air mata sang istri dengan ibu jarinya. Ia Menggerakkan ibu jarinya dengan pelan penuh kelembutan pada pipi istrinya. Rasa bersalah menggeroti hatinya melihat istrinya kembali menangis, namun apa boleh buat itu bukan keinginannya juga untuk membuat istrinya seperti itu.
Salahkan saja rasa cemburunya, yang dapat menghancurkan segalanya.
Dapat membuat si korban tak berdaya, serta dapat membuat dirinya terluka jika ia belum puas untuk menghajar seseorang.