Rudolp menutup pintu kamar Pragma dengan pelan. Pria dengan baju kaos berwarna putih itu, memijat pelan keningnya dan menyandarkan tubuhnya di depan pintu Pragma. Rasanya sangat lelah, badannya terasa remuk, mungkin karena jadwal tidurnya yang tak tetatur.
"Astaga, aku hampir lupa menghubungi para anak buahku," ucapnya saat mengingat anak buahnya di luar sana. Pasti mereka sangat kesusahan mencari Gelora.
Dengan cekatan Rudolp langsung mendial nomor pimpinan mereka, tak lama kemudian panggilan langsung tersambung.
"Ya, halo Tuan?" tanyanya di seberang sana membuat Rudolp membasahi pelan bibirnya, yang terasa begitu kering. Sebenarnya ia tak enak ingin mengatakan jika Nyonya mereka tak hilang. Lebih baik ia beralasan saja, jika ia sudah menemukannya.
"Kembalilah ke markas dan beristirahat sejenak, saya dan Tuan sudah menemukan Nyonya, Angga. Jangan lupa beritahu yang lainnya," ucapnya yang langsung dibalas sorakan dari sana.