Kaki Gelora melemas melihat suaminya terbaring tak berdaya di depannya. "R–rama," ucapnya terbata.
"Hahahhahaha," tawa Tara menggema begitu saja. Rencananya berhasil, wanita muda itu menatap sinis ke arah Pragma melihat darah kental mengalir dari kepala pria itu.
Kesadaran Gelora tertarik sepenuhnya mendengar tawa itu. "Kau sengaja melakukan ini semua?!"
"Retoris," decak Tara tak habis pikir mengapa wanita itu mempertanyakan hal yang jawaban sudah ia tahu. Sangat bodoh!
"Tangkap wanita itu," perintah Tara kepada dua anak buahnya. Wanita itu merampas sling bag Gelora, untuk mengambil ponselnya ia mengutak atiknya sebentar sebelum melempar ponsel itu begitu saja ke jalanan hingga hancur tak tersisa.
"Aku sudah menghubungi anak buah suamimu, sebentar lagi dia akan datang membawa Pragma ke rumah sakit," paparnya sambil menyeret Gelora.
"Lepaskan aku sialan," amuk Gelora berusaha berontak. Dia tidak ingin meninggalkan Pragma dalam kondisi seperti itu.