Raditya telah melakukan perjalanan jauh dari Singapura-Indonesia, pria berwajah manis itu sudah berada di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara. Raditya yang kerap dipanggil Radit itu menggeret kopernya.
Dia memutuskan untuk berangkat ke Indonesia sendiri tanpa menunggu keluarganya.
Tak berselang lama menunggu akhirnya sopir jemputannya datang.
"Maaf membuat Anda menunggu Tuan," ucapnya menundukkan sedikit kepalanya.
Radit tersenyum tipis, "Tidak mengapa Pak. Santai saja!"
Sang sopir mengangguk dan segera memasukkan koper penumpangnya ke dalam bagasi mobil.
Dan mobil hitam itu melaju dengan kecepatan sedang. Hiruk pikuk pengendara serta bunyi bising kendaraan mengisi jalanan pada siang hari ini, kemacetan juga terjadi. Radit hanya menghela napas sembari tetap tenang, pikirannya harus ia dinginkan dulu sebelum bertemu Gelora.